Kordoba adalah permata Eropa. Kordoba, kota yang memukau pengunjung dari Utara. Para sarjana dan penjual buku berkumpul di sana dan menjadikannya sebagai pusat intelektual Barat pada abad ke-10 M. Kordoba menurut Trend menjadi ‘kota paling beradab di Eropa, keajaiban dan didambakan dunia, Wina diantara negara-negara Balkan.’ Jalanannya beraspal dan terang benderang. Seseorang dapat melakukan perjalanan sepanjang sepuluh mil dan disuguhkan jalan yang panjang dengan gedung-gedung yang berdiri di sisinya.
Para insinyur Muslim Guadalquivir membuat jembatan batu besar dengan tujuh belas lengkungan dan masing-masing dengan lebar lima puluh bentang. Salah satu usaha awal Abd Al-Rahman I adalah saluran air Kordoba yang menyalurkan banyak air tawar untuk kepentingan rumah penduduk, taman, air mancur, dan pemandian.
Kordoba terkenal dengan Pleasure Garden dan promenade. Kota ini juga memiliki sekitar 70 perpustakaan umum selama masa Khalifah Hakam II dan 900 pemandian umum. Termasuk di antara perpustakaannya adalah perpustakaan masjid agung yang terbuka bagi umum.
Kapanpun penguasa Leon, Navarre atau Barcelona membutuhkan ahli bedah, arsitek, atau penjahit, mereka mencarinya ke Kordoba. Lalu, penduduk Kristen di Kordoba sendiri, sejak abad kesembilan mengadopsi cara hidup orang Muslim dan mereka juga menyukai fiksi Arab, seperti : puisi, studi filosofis dan doktrin teologis Muslim.
Kordoba memang satu-satunya kota yang tersisa selama pemerintahan Islam. Menjadi pusat sastra pada Abad Pertengahan, ‘sekolah sopan santun, rumah sains dan seni; yang dihormati oleh setiap Muslim, dengan penghormatan penuh kasih sayang oleh setiap ulama. Kordoba juga menjadi kota yang disegani oleh orang barbar dari Eropa barat.