Moslem Journey – Memasuki babak baru pandemic Covid-19 yang mana vaksin mulai dibuat, muncul istilah lagi yakni Terapi plasma konvalesen. Terapi ini diyakini sebagai langkah yang lebih baik dalam penyembuhan dari virus Covid-19 dibanding agenda vaksinasi yang akan dilakukan. Apa itu Terapi plasma konvalesen? Berikut informasinya.
Pengertian
dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK dalam kegiatan Muslim Lifetalk“Imun dan Vaksin Dalam Dunia Pengobatan“ menjelaskan bahwa terapi plasma konvalesen adalah pengambilan plasma dari yang sudah pernah terkena virus untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan (Gawat).
“Ini cara kerjanya pasien yang pernah terkena berarti dia akan terbentuk antibodi dalam plasmanya. Plasmanya tersebut kita ambil dan kita berikan kepada pasien yang membutuhkan (gawat)” ucap dr. Raehanul Bahraen.
Tidak Bisa Menggantikan Vaksin
Hal penting yang dijelaskan dr. Raehanul Bahraen adalah terapi ini tidak bisa menggantikan vaksin dalam penanganan Covid-19. Hal ini sebagai jawaban dari banyaknya anggapan bahwa terapi atau cara ini lebih baik dan efektif digunakan dibanding vaksin.
“Tidak semua orang yang pernah terkena (Covid-19) titer antibodinya cukup. Jadi antibodi punya titer yang tidak semua orang yang sudah pernah positif begitu kita periksa titer antibodinya cukup untuk dijadikan plasma. Bahkan ada beberapa orang yang sudah 5-6 bulan antibodinya menghilang, kita buktikan dengan rapid tes hilang tidak terdeteksi. Kemudian bisa jadi beberapa orang itu OTG (Orang tanpa gejala) sehingga reaksi tubuhnya tidak meproduksi antibody yang lebih.” Jelas dr. Raehanul Bahraen dalam lanjutan penjelasannya.
Cara Kerja Dengan Prinsip Donor Darah
Masih dalam penjelasannya, satu hal lagi yang tidak bisa membuat terapi plasma konvalesen menggantikan vaksin adalah cakupannya yang tidak universal. Terapi plasma konvalesen menggunakan prinsip donor darah yang berimplikasi pada wajibnya donor darah dengan jenis golongan darah yang sama.
Tidak Semua Pasien Covid-19 Bisa Menerima
“Tidak semua pasien yang positif Covid bisa menerima terapi plasma, karena kita melihat dari berbagai macam faktor. Pertama dari sistem imunnya, kemudian dari keadaannya, reaksi tubuhnya, dan berbagai macam faktor-faktor lainnya.” Pungkas dr. Raehanul Bahraen.